Jumat, 05 Desember 2008

Seksologi : Variasi Hubungan Seks Kok Mengganggu..??

Oleh: Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi

Sebagai istri, ia rajin berolahraga agar siap “tempur” saat suami menghendaki hubungan intim. Namun, di usia 53 tahun ia merasa kewalahan dengan variasi yang diinginkan suami. Dengan posisi tertentu suami sangat menikmati, tetapi ia sendiri tidak. Apa yang harus dilakukannya?

Kasus:

“Saya seorang ibu rumah tangga berumur 53 tahun dan suami 57 tahun. Pernikahan saya dan suami sudah mencapai 21 tahun. Dari segi materi, kami tak ada masalah, bahkan berlebih. Sebagai istri saya rajin mengikuti olahraga, agar tubuh siap ’bertempur’ saat suami menghendakinya. Saya hanya mengeluhkan mengapa suami saya menghendaki posisi yang macam-macam saat melakukan hubungan seksual. Kebiasaan ini berlangsung setahun yang lalu. Yang menjadi masalah Dok, untuk posisi-posisi tertentu, saya sangat tidak bisa menikmatinya. Di sisi lain, justru suami saya mengatakan nikmat. Mohon saran dan nasihat, terutama posisi saya sebagai istri.”

(Susana, Bandung)

Jawab:

Kepentingan Berdua

Melakukan variasi dalam posisi hubungan seksual paling sedikit mempunyai dua tujuan. Pertama, mendapatkan rangsangan yang optimal, bahkan maksimal, sehingga dapat mencapai kepuasan seksual seperti yang diharapkan. Kedua, menghilangkan kejemuan bagi pasangan yang sudah lama menikah.

Tampaknya keinginan suami untuk melakukan variasi posisi bertujuan untuk menghilangkan kejemuan setelah sekian lama melakukan hubungan seksual dengan posisi yang itu-itu saja. Ini wajar terjadi.

Namun, tentu saja pemilihan posisi hubungan seksual harus memenuhi tiga syarat berikut. Pertama, dikehendaki bersama oleh kedua pihak. Kedua, menyenangkan kedua pihak. Ketiga, tidak menimbulkan akibat buruk, baik fisik maupun psikis.

Akibat fisik misalnya rasa sakit atau tidak nyaman. Akibat psikis antara lain perasaan tidak senang atau jengkel karena melakukan hubungan seksual dengan posisi tertentu.

Kalau ketiga syarat tidak dipenuhi, sebaiknya posisi tersebut tidak dilakukan. Andaikata dipaksakan, tentu dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Keluhan Anda merupakan contoh nyata bagaimana pemilihan posisi hubungan seksual yang tidak memenuhi ketiga syarat di atas dapat menimbulkan akibat.

Kalau Anda tidak dapat menikmati hubungan seksual pada posisi tertentu, sementara suami dapat menikmatinya, itu sesuatu yang wajar. Posisi hubungan seksual tertentu mungkin dirasakan tidak nyaman bagi wanita, tetapi nyaman bagi pria.

Keadaan ini tidak terlepas dari perbedaan anatomi kelamin wanita dan pria, khususnya bagian yang peka rangsangan. Karena itu, pemilihan posisi hubungan seksual harus didasarkan pada kepentingan bersama untuk kepuasan bersama pula.

Wanita Leluasa

  • Pada umumnya posisi hubungan seksual yang memungkinkan wanita dapat menggerakkan tubuhnya dengan leluasa, lebih memudahkan wanita mencapai orgasme. Tentu saja dengan syarat tidak terdapat gangguan fungsi seksual di pihak pria pasangannya.

Sebagai contoh, posisi pria di atas tak selalu efektif bagi pihak wanita karena tidak pasti menerima rangsangan seksual yang cukup. Salah satu alasan ialah karena wanita tidak bebas menggerakkan tubuh agar cukup menerima rangsangan pada saat berhubungan seksual.

Lain halnya dengan posisi wanita di atas. Wanita menjadi lebih bebas menggerakkan tubuhnya sehingga bisa cukup menerima rangsangan saat melakukan hubungan seksual.

Saya harapkan ada saling pangertian antara Anda dan suami dalam hal melakukan variasi posisi hubungan seksual. Jangan lupakan ketiga syarat di atas karena sesungguhnya variasai itu dilakukan untuk kepuasan bersama.

Dengan demikian, bila Anda merasa terganggu dengan posisi tertentu, seharusnya Anda sampaikan dengan baik. Diharapkan setelah mengetahui keadaan itu, suami mengerti dan tidak memaksakan keinginannya. Binalah komunikasi seksual yang baik dengan suami.

Tidak ada komentar: